Senin, 11 Februari 2013

Tatanan Masyarakat Bali Catur Warna dan Pasek

 


Masyarakat Bali terkenal sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi adat leluhur mereka. Bagi para pendatang, Bali bagaikan sebuah surga yang menjanjikan berbagai keindahan yang menakjubkan.
Sebagai sebuah pulau dengan jutaan pengunjung setiap tahun, dan sebagian dari mereka bahkan memutuskan untuk menetap, keteguhan masyarakat Bali untuk mempertahankan adat sangat layak diapresiasi. Salah satu kunci bertahannya adat masyarakat Bali adalah kuatnya pegangan mereka pada tatanan adat setempat.

Tatanan masyarakat Bali begitu kuat mengakar pada kehidupan mereka hingga mampu membimbing mereka bertahan di tengah “hajaran” budaya asing yang begitu heterogen. Tatanan masyarakat Bali setidaknya didasarkan pada dua hal yaitu:
  • Catur Warna. Dalam khasanah tatanan masyarakat Bali, catur warna adalah empat pembagian dalam kehidupan. Apa yang dibagi dalam catur warna? Seseorang memiliki kegunaan dan ketrampilan. Dua hal ini kemudian dipadu dengan pengaruh dari lingkungan sekitar akan membawa seseorang tersebut kepada sesuatu hal yang sangat dikuasainya, seperti dalam pekerjaan.
Catur warna sendiri artinya empat pilihan hidup. Keempat unsur tersebut adalah Brahmana, Ksatrya, Wesya dan Sudra. Berikut kita bahas masing-masing unsur dalam catur warna. Unsur pertama adalah Brahmana. Golongan ini merupakan golongan orang yang mempunya “tugas” di dunia untuk bergerak di bidang keagamaan. Seperti halnya pakaian sehari-hari para brahmana, warna putih digunakan sebagai simbol unsur ini. Unsur kedua adalah Ksatrya. Golongan ini menjalankan tugas dunianya dalam kegiatan pemerintahan serta kenegaraan, termasuk ketentaraan.
Unsur ini disimbolkan dengan warna merah. Unsur ketiga dalam catur warna adalah Wesya. Unsur ini menitikberatkan tugasnya di dunia sebagai makhluk yang menjalankan fungsinya dalam bidang kesejahteraan masyarakat seperti menjalankan roda perekonomian (pedagang dan sejenisnya). Warna kuning menjadi simbol unsur ini. Unsur terakhir dari catur warna adalah sudra. Dalam keseharian, unsur sudra bergerak di bidang ketenagakerjaan atau pekerja.
Unsur ini disimbolkan dengan warna hitam. Dalam tatanan masyarakat Bali, terdapat hubungan yang erat antara unsur-unsur tersebut. Pada prakteknya, golongan Brahmana menjadi golongan yang paling terhormat. Sulitnya mencapai derajat Brahmana membuat mereka sangat dihormati. Ksatrya bertugas melindungi ketiga unsur yang lain. Kesuksesan Ksatrya menunaikan tugas akan mendapat balasan dari ketiga unsur yang dilindunginya.
Wesya sebagai penopang perekonomian menyediakan segala kebutuhan untuk ketiga unsur lain. Sementara itu, Sudra berkewajiban menjadi pelayan untuk ketiga unsur lain. Menurut ajaran Hindu, tanpa unsur Sudra, unsur lain tidak akan dapat melaksanakan kewajiban mereka di dunia.
  • Faktor kedua dalam tatanan masyarakat Bali adalah pasek.Ada baiknya kita tinjau sejarah pasek terlebih dahulu.Pasek sendiri sebenarnya adalah salah satu klan (nama keluarga) dalam kehidupan di Bali di masa kerajaan-kerajaan sebelum kedatangan Majapahit. Pasek ditengarai berasal dari kata Pacek yang memiliki arti panekek atau pimpinan yang memimpin sebuah desa di Bali. Pada masa sebelum pendudukan Majapahit, klan Pasek berdampingan dengan klan Pande yang bergerak di bidang pembuatan senjata. Kedatangan Majapahit dengan dua klan baru yaitu Arya serta Brahmana membuat kedua klan lama terdesak. Pada akhirnya, nama Pasek mengalami pergeseran makna menjadi pimpinan desa. Sebagai contoh, pimpinan di desa Mas di daerah Gianyar disebut Pasek Mas. Dalam struktur tatanan masyarakat Bali, kedudukan pasek adalah kedudukan yang cukup tinggi. Sebagai pimpinan wilayah, secara adat pasek sangat menentukan jalannya “peradaban” di wilayah tersebut. Masyarakat Bali sangat menghormati pasek-nya karena menghormati mereka berarti menghormati pimpinan adat.

Referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar