Senin, 11 Februari 2013

Mengenang permainan Tradisional Bali

Mengenang permainan tradisional Bali,  yang sekarang jarang bisa kita temukan apalagi di daerah perkotaan, perkembangan tekhnologi yang berkembang pesat hampir menenggelamkan mereka.Ada puluhan bahkan ratusa permainan tradisional yang ada, orang tua juga seolah-olah tidak memperhatikan dan cenderung tidak mampu mengarahkan anak-anak mereka dalam melakukan permainan yang memang ternyata cukup susah, karena permainan tradisional lebih menonjolkan permainan berkelompok yang membutuhkan kekompakan dan kebersamaan, dan secara tidak langsung mendidik anak itu lebih bisa mengenal lingkungannya yang majemuk, bergaul dengan tidak memandang status sosial dan kebersamaanya, kesetiakawanan dengan suasana ceria di lingkungan mereka.


Permainan Tradisional di Bali


Permainan tradisional Bali ini hampir hanya sebuah kenangan saja sangat jarang bisa kita temua, beberapa mungkin masih bisa ditemui di desa-desa terpencil, atau dalam even-event tertentu seperti dalam pesta kesenian Bali yang dirayakan setahun sekali, padahal pertunjukan yang selalu dipentaskan dalam event tersebut sangat disukai anak-anak bahkan dijadikan tontonan wisata yang unik bagi tamu mancanegara. Salah satu stasiun TV swasata juga sempat mengadakan lomba permainan tradisional seluruh Bali. Sayangnya sangat jarang moment seperti ini ada. Semua permainan adalah satu budaya dan tradisi anak-anak di bali, semua permainan ada maknanya. Mengenang permainan-permainan tersebut masa kecil sungguh indah dan penuh keceriaan, tidak ada batas antara si kaya dan si miskin.


Kekompakan dalam permainan


Berbagai permainan tradisional yang ada di Bali seperti; meong-meongan, megoak-goakana, metajog, nyen durine nyongkok, engkeb – engkeban, main gangsing, main tajog. Dengan perkembangan iptek yang pesat sangat dilematis memang, kalau tidak tahu dengan berbagai jenis permainan modern yang ada dianggap gaptek oleh teman-teman mereka, bahkan anak-anak sekarang sangat disayangkan, sampai tidak mengenal lagi permainan-permainan tardisional itu lagi. Anak-anak cenderung menggunakan tekhnologi yang ada baik dengan beli barangnya ataupun dengan system sewa, seperti video games yang bisa dimainkan dari game watch, handphone, play station dan melalui internet. Mereka sepertinya lebih asik bermain alat tersebut, tidak lagi berinteraksi dengan lingkungan dengan teman sesamanya, mereka hanya terfokus untuk menang mengumpat kalau kalah, jika anak-anak sampai kecanduan dan tidak fokus belajar, aplagi permainan yang menggunakan handphone yang katanya ada ‘radiasi‘ yang bisa mempengaruhi sel-sel tubuh dan perkembangan otak, ini tentunya akan sangat berbahaya bagi perkembangan anak. Peran aktif orang tua sangat dibutuhkan dalam mengarahkan dan membimbing mereka.

Referensi :
http://balipedia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar