Mengenang permainan tradisional Bali,
yang sekarang jarang bisa kita temukan apalagi di daerah perkotaan,
perkembangan tekhnologi yang berkembang pesat hampir menenggelamkan
mereka.Ada puluhan bahkan ratusa permainan tradisional yang ada, orang
tua juga seolah-olah tidak memperhatikan dan cenderung tidak mampu
mengarahkan anak-anak mereka dalam melakukan permainan yang memang
ternyata cukup susah, karena permainan tradisional lebih menonjolkan
permainan berkelompok yang membutuhkan kekompakan dan kebersamaan, dan
secara tidak langsung mendidik anak itu lebih bisa mengenal
lingkungannya yang majemuk, bergaul dengan tidak memandang status sosial
dan kebersamaanya, kesetiakawanan dengan suasana ceria di lingkungan
mereka.
Permainan tradisional Bali ini hampir
hanya sebuah kenangan saja sangat jarang bisa kita temua, beberapa
mungkin masih bisa ditemui di desa-desa terpencil, atau dalam even-event
tertentu seperti dalam pesta kesenian Bali yang dirayakan setahun
sekali, padahal pertunjukan yang selalu dipentaskan dalam event tersebut
sangat disukai anak-anak bahkan dijadikan tontonan wisata yang unik
bagi tamu mancanegara. Salah satu stasiun TV swasata juga sempat
mengadakan lomba permainan tradisional seluruh Bali. Sayangnya sangat
jarang moment seperti ini ada. Semua permainan adalah satu budaya dan
tradisi anak-anak di bali, semua permainan ada maknanya. Mengenang
permainan-permainan tersebut masa kecil sungguh indah dan penuh
keceriaan, tidak ada batas antara si kaya dan si miskin.
Berbagai permainan tradisional yang ada di Bali seperti; meong-meongan, megoak-goakana, metajog, nyen durine nyongkok, engkeb – engkeban, main gangsing, main tajog.
Dengan perkembangan iptek yang pesat sangat dilematis memang, kalau
tidak tahu dengan berbagai jenis permainan modern yang ada dianggap
gaptek oleh teman-teman mereka, bahkan anak-anak sekarang sangat
disayangkan, sampai tidak mengenal lagi permainan-permainan tardisional
itu lagi. Anak-anak cenderung menggunakan tekhnologi yang ada baik
dengan beli barangnya ataupun dengan system sewa, seperti video games
yang bisa dimainkan dari game watch, handphone, play station dan melalui
internet. Mereka sepertinya lebih asik bermain alat tersebut, tidak
lagi berinteraksi dengan lingkungan dengan teman sesamanya, mereka hanya
terfokus untuk menang mengumpat kalau kalah, jika anak-anak sampai
kecanduan dan tidak fokus belajar, aplagi permainan yang menggunakan
handphone yang katanya ada ‘radiasi‘ yang bisa mempengaruhi
sel-sel tubuh dan perkembangan otak, ini tentunya akan sangat berbahaya
bagi perkembangan anak. Peran aktif orang tua sangat dibutuhkan dalam
mengarahkan dan membimbing mereka.
Referensi :
http://balipedia.org
Referensi :
http://balipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar