Senin, 11 Februari 2013

Kebudayaan masyarakat Bali


Kebudayaan masyarakat Bali yang diwariskan dari jaman pra sejarah sampai sekarang sangat dipengaruhi oleh keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa atau kehidupan religi beragama masyarakat Bali, seperti keyakinan terhadap Tuhan Yang maha Esa, percaya dengan adanya satu Tuhan yaitu Ida sang Hyang Widi Wasa, tapi dengan manifestasi dan perwujudan yang berbeda-beda sesuai dengan fungsinya (personifikasi) menjadi Dewa dan Dewi, seperti yang ada pada konsep Tri Murti pada ajaran Hindu, pada saat Tuhan menciptakan dunia ini dan segala isinya disebut Dewa Pencipta atau Dewa Brahma, pada saat memelihara dinamakan Dewa Wisnu dan pada saat melebur dinamakan Dewa Siwa.
Sama seperti kita dalam kehidupan sehari-hari, pada saat kita tugas di sekolah sebagai seorang guru kita akan disebut atau dinamakan guru, pada saat pegang cangkul dan menggarap sawah jadi petani…nah pada saat menulis seperti sekarang ini di sebuah blog dinamakan Bloger. Kadang dengan persepsi keliru orang menyebutkan Agama Hindu menyembah banyak Tuhan.


Dengan adanya pengaruh kehidupan beragama masyarakat Bali sehingga memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, kebudayaan ini dijadikan apresiasi seni agar kelihatan menarik, sehingga mengasilkan nilai seni, budaya dan tradisi yang berbeda-beda, secara beragam setiap desa adat yang ada di Bali memiliki persamaan dan perbedaan, ini disebabkan karena warisan budaya yang berbeda-beda dari leluhur mereka. Seperti hari Raya Nyepi yang jatuh padah sasih Kesanga (bulan Maret, bulan ke-9 kalender Bali) , budaya dan tradisi ini sudah dikenal di Bali, sampai aktifitas bandarapun ditutup, tetapi tidak semua masyarakat Bali melaksanakan Brata Nyepi di hari yang telah ditentukan pada kalender Bali, seperti halnya desa Tenganan sebuah desa Bali Age/ Bali asli, mereka merayakan hari Nyepi pada sasih Kasa (bulan Juni, bulan ke1 kalender Bali), walaupun demikian semua saling menghormati dan menghargai, karena percaya apa budaya dan tradisi yang diwariskan oleh leluhur itu yang terbaik.


Kebudayaan masyarakat Bali sangat beragam sekali, seperti dalam system kekerabatan berpegang kepada prinsip patrilineal (purusa) yang amat dipengaruhi  dan sistem pelapisan sosial yang disebut wangsa (kasta), dalam kehidupan religi, dalam satu garis keturunan mereka memiliki Dadia, pura sebagai tempat persembahyangan dalam satu garis keluarga. Pakaian daerah Bali juga sangat bervariasi memiliki ciri khas symbolik dan ornamen sesuai kegiatan upacara dan daerahnya. Seni tari, apresiasi seni di Bali dikelompokkan menjadi 3 bagian; tari Wali merupakan tari sakral yang dipentaskan di pura untuk keperluan upacara, tari Bebali tari pertunjukkan  yang dipentaskan di pura juga bisa ditonton oleh para pengunjung, tari balih-balihan seni tari  yang paling banyak kita temukan diperuntukkan untuk hiburan dan tontonan wisata. Seni musik Bali seperti gamelan, jegog dan genggong. Percaya adanya karma phala.
Budaya dan tradisi di Bali, memang sangat dipengaruhi oleh agama dan berkaitan dengan ritual, sampai sekarang masih kental dan kuat, seperti upacara ngaben yaitu prosesi upacara untuk orang meninggal di Bali, hari Raya Nyepi yaitu upacara perayaan menyambut tahun Bari Caka bagi umat Hindu. Dalam budaya kehidupan sehari-hari, Bali menjungnjung tinggi nilai-nilai keseimbangan dan harmonisasi dengan semua aspek , yang dikenal dengan Tri Hita Karana yang artinya Tiga Penyebab Kebahagiaan, yag dimaksud adalah menjaga hubungan yang harmonis dengan Tuhan, sesama (manusia) dan lingkungan.  Apabila manusia mampu menjaga hubungan tersebut maka kesejahteraan akan terwujud. Nilai dan budaya tradisi Bali kental dengan nilai tata krama yaitu sikap santun yang disepakati, nilai gotong royong antara sesama, kerja bakti dengan tujuan upacara agama dan sopan santun dalam pergaulan beda jenis kelamin.


Referensi :
http://balipedia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar