Kebudayaan masyarakat Bali
yang diwariskan dari jaman pra sejarah sampai sekarang sangat
dipengaruhi oleh keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa atau kehidupan
religi beragama masyarakat Bali, seperti keyakinan terhadap Tuhan Yang
maha Esa, percaya dengan adanya satu Tuhan yaitu Ida sang Hyang Widi
Wasa, tapi dengan manifestasi dan perwujudan yang berbeda-beda sesuai
dengan fungsinya (personifikasi) menjadi Dewa dan Dewi, seperti yang ada
pada konsep Tri Murti pada ajaran Hindu, pada saat Tuhan menciptakan
dunia ini dan segala isinya disebut Dewa Pencipta atau Dewa Brahma, pada
saat memelihara dinamakan Dewa Wisnu dan pada saat melebur dinamakan
Dewa Siwa.
Sama seperti kita dalam kehidupan sehari-hari, pada saat kita
tugas di sekolah sebagai seorang guru kita akan disebut atau dinamakan
guru, pada saat pegang cangkul dan menggarap sawah jadi petani…nah pada
saat menulis seperti sekarang ini di sebuah blog dinamakan Bloger.
Kadang dengan persepsi keliru orang menyebutkan Agama Hindu menyembah
banyak Tuhan.
Dengan adanya pengaruh kehidupan
beragama masyarakat Bali sehingga memiliki kebudayaan yang berbeda-beda,
kebudayaan ini dijadikan apresiasi seni agar kelihatan menarik,
sehingga mengasilkan nilai seni, budaya dan tradisi
yang berbeda-beda, secara beragam setiap desa adat yang ada di Bali
memiliki persamaan dan perbedaan, ini disebabkan karena warisan budaya
yang berbeda-beda dari leluhur mereka. Seperti hari Raya Nyepi yang
jatuh padah sasih Kesanga (bulan Maret, bulan ke-9 kalender Bali) ,
budaya dan tradisi ini sudah dikenal di Bali, sampai aktifitas
bandarapun ditutup, tetapi tidak semua masyarakat Bali melaksanakan
Brata Nyepi di hari yang telah ditentukan pada kalender Bali, seperti
halnya desa Tenganan sebuah desa Bali Age/
Bali asli, mereka merayakan hari Nyepi pada sasih Kasa (bulan Juni,
bulan ke1 kalender Bali), walaupun demikian semua saling menghormati dan
menghargai, karena percaya apa budaya dan tradisi yang diwariskan oleh
leluhur itu yang terbaik.
Kebudayaan masyarakat Bali sangat beragam sekali, seperti dalam system kekerabatan berpegang kepada prinsip patrilineal (purusa) yang amat dipengaruhi dan sistem pelapisan sosial yang disebut wangsa (kasta),
dalam kehidupan religi, dalam satu garis keturunan mereka memiliki
Dadia, pura sebagai tempat persembahyangan dalam satu garis keluarga.
Pakaian daerah Bali juga sangat bervariasi memiliki ciri khas symbolik
dan ornamen sesuai kegiatan upacara dan daerahnya. Seni tari, apresiasi
seni di Bali dikelompokkan menjadi 3 bagian; tari Wali merupakan tari
sakral yang dipentaskan di pura untuk keperluan upacara, tari Bebali
tari pertunjukkan yang dipentaskan di pura juga bisa ditonton oleh para
pengunjung, tari balih-balihan seni tari yang paling banyak kita
temukan diperuntukkan untuk hiburan dan tontonan wisata. Seni musik Bali
seperti gamelan, jegog dan genggong. Percaya adanya karma phala.
Budaya
dan tradisi di Bali, memang sangat dipengaruhi oleh agama dan berkaitan
dengan ritual, sampai sekarang masih kental dan kuat, seperti upacara
ngaben yaitu prosesi upacara untuk orang meninggal di Bali, hari Raya
Nyepi yaitu upacara perayaan menyambut tahun Bari Caka bagi umat Hindu. Dalam
budaya kehidupan sehari-hari, Bali menjungnjung tinggi nilai-nilai
keseimbangan dan harmonisasi dengan semua aspek , yang dikenal dengan
Tri Hita Karana yang artinya Tiga Penyebab Kebahagiaan, yag dimaksud
adalah menjaga hubungan yang harmonis dengan Tuhan, sesama (manusia) dan
lingkungan. Apabila manusia mampu menjaga hubungan tersebut maka
kesejahteraan akan terwujud. Nilai dan budaya tradisi Bali kental dengan
nilai tata krama yaitu sikap santun yang disepakati, nilai gotong
royong antara sesama, kerja bakti dengan tujuan upacara agama dan sopan
santun dalam pergaulan beda jenis kelamin.
Referensi :
http://balipedia.org
Referensi :
http://balipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar